Project 3 – Cerita Sukses
Tentang Hotel Solaris

Hotel Solaris, Nama resminya adalah PT Solaris Pratama Indonesia merupakan inovasi baru dari hotel modern, adalah sebuah hotel persembahan dari Tanly Hospitality. Tanly Hospitality adalah grup manajemen perhotelan yang sedang berkembang di Indonesia dan merupakan bagian dari Tancorp Corporation (Avian Brands, Cleo Pure Water oleh Tanobel, Depo Bangunan, CMN Moorlife, Tanrise Property, dan masih banyak lagi).
Kami menyambut semua wisatawan bisnis maupun bagi keluarga yang ingin menikmati liburan. Hotel Solaris didirikan untuk memberikan kenyamanan berkelas dengan harga yang terjangkau. Setiap kamar di Hotel Solaris memiliki tempat tidur nan nyaman, berbagai jenis minuman dan makanan, meja kerja yang luas, shower, jendela , dan akses Wi-Fi gratis.
Hotel Solaris mulai berdiri tahun 2011. Nama Solaris ini sendiri diambil dari nama ibu dari pemilik Hotel Solaris, Bapak Hermanto Tanoko, "Soeryani" yang berarti 'Matahari' dan huruf 'O', yang melambangkan sebuah pusat, layanan perhotelan yang menginspirasi dan berkomitmen untuk memberikan keramahan yang luarbiasa dalam memberikan pelayanan. Hotel Solaris akan terus berkembang lebih lagi untuk membangun jaringan hotel yang kuat di berbagai kota di seluruh Indonesia.
Visi
Menjadi hotel lokal modern yang paling terkenal di Indonesia
Misi
Memberikan pengalaman hotel lokal modern melalui pelayanan khas Indonesia yang hangat
Memberikan pengalaman hotel lokal modern melalui pelayanan khas Indonesia yang hangat
TANLY HOSPITALITY
Tanly Hospitality is a growing hotel management group in Indonesia and is part of Tancorp Corporation (Avian Brands, Cleo Pure Water by Tanobel, DepoBangunan, CMN Moorlife, Tanrise Property, and many more). Tanly Hospitality was founded by Hermanto Tanoko in 2010. The name Tanly is an acronym composed of the family name Tanoko and the word friendly.
Currently Tanly Hospitality is operating a number of hotels in Surabaya, Malang and Bali, ranging from business to 5-star establishments.The greatest advantages that each of the hotels above have are their incredibly strategic locations and diversity in market segmentation. In the upcoming ten years, Tanly Hospitality hopes to open 100 hotels throughout Indonesia’s major cities.
Our Values
Customer Focus. Ability to make customers (internal & external) and their needs as a focus.
Integrity. Behave honestly in terms of words, have commitment and consistency in acting according to rules, norms and morality.
Teamwork. Ability to be part of a group, working with group members, and contributing to the achievement of group goals.
Agility. The ability to move quickly, flexibly and decisively in anticipation, start and take advantage of opportunities and avoid the negative consequences of change.
Tanly Hospitality is a growing hotel management group in Indonesia and is part of Tancorp Corporation (Avian Brands, Cleo Pure Water by Tanobel, DepoBangunan, CMN Moorlife, Tanrise Property, and many more). Tanly Hospitality was founded by Hermanto Tanoko in 2010. The name Tanly is an acronym composed of the family name Tanoko and the word friendly.
Currently Tanly Hospitality is operating a number of hotels in Surabaya, Malang and Bali, ranging from business to 5-star establishments.The greatest advantages that each of the hotels above have are their incredibly strategic locations and diversity in market segmentation. In the upcoming ten years, Tanly Hospitality hopes to open 100 hotels throughout Indonesia’s major cities.
Our Values
Customer Focus. Ability to make customers (internal & external) and their needs as a focus.
Integrity. Behave honestly in terms of words, have commitment and consistency in acting according to rules, norms and morality.
Teamwork. Ability to be part of a group, working with group members, and contributing to the achievement of group goals.
Agility. The ability to move quickly, flexibly and decisively in anticipation, start and take advantage of opportunities and avoid the negative consequences of change.
Cerita Sukses :
Kisah inspiratif Chita
Choo, perempuan muda dengan bisnis dan aktivitas sosial segudang
Chita Choo
Berbisnis tidak harus menunggu lulus sekolah.
Berbisnis bisa dimulai kapan saja. Bahkan seharusnya, jiwa wirausaha mulai
ditanamkan sejak masih usia anak-anak. Itulah yang bisa dilihat dari cerita
kehidupan perempuan cantik yang memiliki segudang talenta dalam berbisnis,
Rucita Permatasari.
Perempuan energik yang
pernah menjadi juara cover majalah Aneka Yess! ini
mengatakan, jiwa wirausaha yang ada dalam dirinya sudah ada dari kecil karena
memang terlahir dari keluarga yang berjiwa dagang. "Dulu waktu masih
sekolah SD saya sudah mencoba jualan sticker.
Karena sticker Disney di rumah banyak banget, iseng deh jualan," tutur Chita Choo, sapaan Rucita.
Insting bisnisnya lebih kokoh lagi sejak mengambil
studi di Universitas Ciputra jurusan Visual Communication Design yang
berbasis enterpreneur. Selain itu, dengan didikan keluarga
yang keras dan mandiri mendorong Chita untuk tidak takut mencoba sesuatu hal
yang baru dan berjiwa kompetitif. "Awalnya dulu dari merambah kegiatan
modelling hingga mengantongi beberapa juara modelling nasional
untuk percaya diri," katanya.
Tidak mengherankan perempuan kelahiran 1990
ini ini telah memiliki beragam bisnis di berbagai lini. Ia tercatat menjadi
Owner Amithya Hotel & Resort yang memiliki jaringan hotel Grand Darmo Hotel
Surabaya, G Suites Hotel Surabaya, 18 Suites Kuta Bali, Coral Villas Seminyak
Bali, Mozza Hotel Timika, Solaris Hotel dan masih banyak lagi.
Selain itu, ia juga menjabat sebagai Marketing
Director Waringin Group, Owner PT Tata Boga Maju Food & Beverages serta
Owner Demes Batik Fashion.
Karena kesenangannya untuk traveling di
berbagai tempat wisata di seluruh Indonesia, kecintaannya dalam berbisnis di
sektor pariwisata semakin besar. Ia berkomitmen ikut meramaikan pariwisata
Indonesia dengan mendirikan hotel dan kafe atau restoran. "Saat ini saya
berkosentrasi menggarap bisnis di sektor pariwista atau hiburan, karena bisnis
ini tidak ada matinya. Mulai dari bisnis perhotelan hingga restoran. Baru-baru
ini saya juga telah membuka kafe baru di Surabaya Kooffee+ Roof Bar. Kafe yang
menargetkan pasar anak muda dan sosialita Surabaya," ujar Chita yang juga
aktif di Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jawa Timur ini.
Dengan banyaknya perusahaan yang dikelola, tak
mengherankan jika ia juga sering dihadapkan pada berbagai persoalan. Meski
demikian, ia selalu bersikap optimistis dan tidak patah semangat. Baginya,
dalam hidup dan bisnis selalu ada masalah dan kesulitan yang harus dihadapi.
Tidak ada kesuksesan tanpa kegagalan. Kegagalan adalah pelajaran yg tidak bisa
dibeli. Ia percaya jika semua masalah selalu bisa diselesaikan. Yang terpenting
harus pintar memotivasi diri agar tidak mudah rapuh dan putus asa agar menjadi
lebih baik lagi. Karena dalam berbisnis kuncinya komitmen. Dan tidak ada kata
terlalu muda untuk berbisnis. Orang santai tidak sukses, orang sukses tidak
santai.
"Di situ hadirlah rasa suka dan duka.
Teman baik ataupun saudara sekalipun bisa berubah, yang dulu pro bisa jadi
kontra. Seringkali juga orang yang sudah kita percayai malah menyalahgunakan
keprcayaan yaang sudh kita kasih. Kalau sudah demikian, biasanya saya akan
melakukan evaluasi secara bersama. Menyelesaikannya dengan musyawarah dan tidak
langsung menvonis mereka. Karena pekerja juga harus kita manusiakan, dengarkan
penjelasannya baru kita selesaikan. Harminisasi antara atasan dan bawahan harus
selalu terjalin agar perusahaan berjalan seimbang," ungkapnya panjang
lebar.
Beragam aktivitas bisnis yang dijalaninya
tidak membuat perempuan berumur 25 tahun ini lelah dan lupa untuk melakukan
kegiatan sosial. bersama teman-temannya, ia aktif menjadi donatur pendidikan
anak jalanan. Bahkan ia juga menyempat diri ikut mengajar mereka, berhitung,
membaca dan bahasa Inggris.
Ia berharap, melalui uluran tangannya, akan
ada banyak anak jalanan yang terselamaatkan masa depannya. Karena kesusahan
orang tua tidak harus dirasakan juga oleh anak. Dan anak jalanan tidak boleh
menjadi keras, menjadi tidak bermoral karena tidak ada yang mengarahkan.
"Anak seperti kertas, apapun yang kita coretkan, akan berbekas dan akan
menjadi karakter mereka. Jangan sampai kenyataan hidup di jalanan membuat
mereka bermental rapuh," tegas Chita.
Baginya, menjadi
pebisnis harus peka, peka terhadap peluang, peka terhadap pergerakan ekonomi
dan peka terhadap lingkungan serta masyarakat. Keseimbangan dalam hidup harus
ditata sehingga akan tercipta harmonisasi kehidupan bermasyarakat. Ya, tidak
ada kata terlalu muda untuk memulai berbisnis. Karena berbisnis adalah wahana
untuk beribadah kepada tuhan dan berderma kepada sesama.
Komentar
Posting Komentar